sakit kepalaku bingung tak menentu,
lafaz permasaalahan jadi kebiasaan,
hinggakan orang-orang dikiri dan kanan jadi bosan,
daripada mendengarkan "luahan" satu pertiga tlah ditanggungkan,
rakan ghaibku membisik-bisik ketelingaku,
"mana ada yang akan senantiasa setia dan bersedia untuk mendengarkan masalahmu hai badr, mereka juga punyai hidupnya sendiri yang indah, mana mungkin gundah mampu berubah menjadi indah.. lihat sahaja diluar sana, masalahmu tetap masalahmu."
malam itu, aku membaringkan diri menyorong jalan kepada lenaku,
mimpi ku yang selama ini telah memberikan ku semacam panduan dan amaran...kala nya seperti sepucuk utusan ceritera dari Tuhan, yang menceritakan bagaimana akibatnya jikalau aku masih akur dan degil pada kata-kata rakan ghaibku.
pabila ku terjaga, rakan ghaibku masih berada bersamaku, namun ribut yang menantiku diluar sana, tetap aku harus tempuhinya,
sendiri, bukan berdua.
petang hari telah mengembalikan aku untuk melewati senja,
angin begitu kencang dedaunan menghempas tegasnya,
renyai-renyai air dari langit turun bertasbihan memuja,
hatiku remuk merana, mataku berkaca..namun dadaku tetap terbuka,
kerna karunia ketenanganku terhadapMu,
maha ketenangan yang ku nikmatkan ketika ku mengingatiMu..
gelombang kerinduan ini tlah membutakan mata dan memekakkan telingaku,
segalanya untuk aku terus mempercayai bahwa tiada yang lain,
memang tiada yang lain..tiada yang lain,
tiada yang lain melainkan hanya diriMu..yang maha Satu.
maka ku mengertilah semuanya bahawa masaalah itulah masa untuk bersamaNya,
masyaAllah...itulah kebenarannya Masa-Allah.