17/10/2010
tak tersangka olehku setelah bertahun-tahun tegar menjadi perokok yang sanggup membakar ufti untuk makanan para ghaib kanan kiri,
tak tersangka olehku setelah berkurun-kurun berlegar memerhati seorang pencandu itu tenang sebentar akhirnya turut mati..seperti dirimu,
padahal mati tetap mati, penyakit yang kemari jangan dicari..itu mimpi ngeri, kalau kau yakin ia hak illahi maka kenapa cukup tegas kau tegahi apa yang daripada diriku sedang amali,
kau buatlah hal sendiri ujar teman sejati, sampai masa nanti kau tahu maksudku kini..tak usah berandai-andai dengan mainan erti atas erti dalam erti akhir jadi barang tak bererti yang belum diganti-ganti lagi hingga menjelang hari ini.
kelmarin di tanah hitam putih bulan bintang ku merenung sepi,
ku ceraikan sebatang rokok dari persemayaman nya jauh dari sahabat setyanya,
apa nasib kita-kita ini..sudahlah semua diragut hingga ada dari kalangan mereka menjerut diri,
dan kemudian ada pada kalangan itu berpendapat inilah wajar buat kita bangga,
depan kata porah yahudi! belakang lebih teruk haram nya dari babi,
sedang babi buat kerja mereka tanpa menyoal apa-apa bahkan patuh lebih baik dari para penyangka mahadewa,
adalah ketenangan yang mampu kuragut daripada segala sekatan jalanraya para penggari,
ada berkala-kala ku terleka setelah ku lena maka tertanya olehku adakah ini suralaya?,
yang disini asli kita bahagia menurut apa terlintas mimpi,
barang apa yang berbayar disini percuma tanpa apa balas upaya,
sekadar kau bersyukur pada yang kamu Cintai,
biar api yang membakar dedaunan ini harum bersama cengkih menerajang tinggi terus ke angka-sa,
peduli apa sekarang orang sana sini,
kalau dasar perokok itu hina..maka biar Tuhan dipersalahkan atas kejadian tembakau kretek asli tanah jawa,
bahkan lebih lumayan imbuhan penyakit yang kemari dari yang dikembali,
kita perokok ditujah alasan yang sama seperti zaman ayahnya masih tiada..moyangnya masih menduda,
apa itu yang ditentang..bukan kecurangan yang dicari gali,
untung kita rakyat suntuk para cahaya,
pada haq....kitalah yang dicari..kitalah yang dicaci dan kita juga yang dimaki-maki,
namun kerja..ya kita hanya duduk dan mengira berapa lama mereka berdaya,
pulangku berpasak telapak dua blah disapa pembela yang hiba belangsungkawa,
berkatalah mereka padaku..sudah naik lagi tuntutan untuk merokoknya hai tuan hamba,
selang beberapa hari itu makin naik lagi lah mendadaknya,
"oh itu tidak apa..kami bukan perokok, kalau kami merokokpun kami lagi mampu dari mika",
itu menurut gurauan mereka yang tak sedar diri menyandang jawat tanpa dilantik selaku pendeta.
dalam swa,
diriku menyuwir,
ternyata udara terhembus si Surya,
adalah pengabur mataku pada hidup yang disengaja bikin manusyah..begitu suir.
Gudang kepada segala garam teragih kembali(secara seludupan) sengaja adalah untuk satu lagi masa agar terhindar daripada 333 jenis perkara yang pernah menyulitkan kita selama ada.
begitulah ceritanya nasib ku selaku seorang pencacai najis upahan, agak jijik benar agaknya iya si perokok Surya, jadinya bahan ketawa..apa lucu pada bahaya yang ditempah sengaja? kami sudahpun mutlak buatannya, anda bagaimana?