Bukan sukar untuk menyuka,
Menyudu masin bicara merasa gula,
Apa dua kerat sudah biasa bisa ditafsir baiknya?
Gula apa gula kau tak reti mencerita akan kemanisannya,
Garam kenapa digeram dengan dendam. Lalu masin apa?,
Yang terpalit menggigit sakit pahit makna itu belum lagi ada yang dapat menepati tulen ia.
Yang digali itu lagi dicari,
Kota kini kembali bising lagi…
Sekecil zarah kebingungan tlah disorok dalam peti besi, soalnya kenapa penyakit itu kau beli?
Swatu peristiwa ndak disalahkan silap itu pada siapa,
Ada Baik menyalahilah pada diri dwa-dwanya..damailah merika,
Tapi tunggu!..kalau yang rebah ada wiranya..kalah ada pemenangnya..yang mana jadi juara?
Saku ku melubang sendiri tanpa punca,
Tandanya setiap cipta itu bakal mereput kemudian binasa,
Sementara rezeki itu tiada. Dicemuh jangan apatah mencabar..ada tenaga maka tunaikan hak usaha,