Friday, March 27, 2009

sebuah ceritera dari tok ayahmu oleh ku bad

Mari aku ceritakan,
kisah yang jarang diperdengarkan,
ada didengar tapi riuh dengan penafian,
akan ada penentangan,
bakal berlakunya pembunuhan,
pada kebaikan..yang sering digadaikan,
ingatlah anak-anak ku..berbisik-bisikkan,
hebah-hebahkan namun usah di gunakan,
jangan ditanyakan kelak hikmah disingkapkan,

kan..kan..kan..kan...kan....kan....cu nak andaikan,

kan ada yang benci,
kan ada yang tempelak,
kan ada yang geli,
kan ada yang menyepak,
kan ada yang caci,
kan ada yang berkepak,

kan ada pulak sang perkasa yang gah konon-kononnya berkata,
sanggupnya ia melakukan apa sahaja,
darah dibaiahkan diatas nama korban..boleh apa jua,
hingga mati itu rela dijadikan pertaruhannya,
namun malam tiba berlari-lari tercirit-biritlah pula,

"tidakkah kita hairan pada penakut gelap gelita,
yang sering menyatakan ketakutannya yang entah apa-apa?,"
tanya si atuk..kemudian jawab cucunda pula,
"padahal zahirnya manusia sebelum cahaya,
dimanakah ruang bagi kita untuk mengenali dan memahaminya?
saya mushkilah akan ketidakjelasan manusia"

itulah dia manusia kini,
jangan ulangi ujar tok ayahmu ini,
usahlah mengejar-ngejar duniawi hingga menjadi babi,
bersungguhlah mengenali yang maha illahi,
hingga sampai mati,
tak mengapa..jangankan sampai menjadi Tuhan pada diri sendiri,

berjaga-jagalah pada kehidupan dunia,
andaikata berjagalah dari tidurmu esoknya...

beringat-ingatlah akan mati..kerana kematian itulah ilmu,
dan ilmu itulah kematian,
kematian itu adalah kunci pada kehidupan.

qul..qul..qul..qul..berkata anak sang malikul,

qul, auzubirrabbil Falaq,
qul, ya aiyuhal Kafirun,
qul, hu Allah hu Ahad,
qul, auzubirabbin Nas.

tidurlah sayangku..Allah itu Kasih Sayang yang maha mengasihi Makhluknya,
Dia sangat pengampun pada yang terlupa, pemaaf pada yang teralpa, pengingat pada yang terlalai dan pendengar pada yang tersalah.

Demi sesungguhnya gagap itu adalah lebih baik daripada bermulut lancang dan lantang berkata dan berjanji pada yang sia-sia.